Jumaat, 12 Disember 2008

Dilema Ibnu Shayyad...(2)

Hadis Tamim At-Dari
..........................................................................................................................................................................
(1) Imam Muslim meriwayatkan dengan sanadnya dari Amir bin Syurahil Asy-Sya'bi suku Hamdan, bahawa ia pernah bertanya kepada Fatimah binti Qais, saudara wanita Adh Dhahhakbin Qais, salah seorang muhajirah angkatan pertama. Amir berkata kepada Fatimah,"Sampaikanlah kepadaku sebuah hadits yang engkau dengar dr Rasulullah Saw secaralangsung tanpa melalui orang lain." Fatimah menjawab, "Jika engkau menginginkan akan saya lakukan." Amir berkata, "Benar, ceritakanlah kepadaku." Fatimah berkata, "Dahulu saya kahwin dengan Ibnu Mughirah, salah seorang pemuda Quraisy yang baik pada waktu itu, lalu ia gugur dalam jihad pertama bersama Rasulullah Saw. Ketika saya menjanda, saya dilamar oleh Abdul Rahman bin Auf, salah seorang kelompok sahabat Rasulullah Saw meminangku untuk orgnya yang benama Usamah bin Zaid, sedang saya pernah mendapat berita bahwa Rasulullah Saw pernah bersabda:

"Barangsiapa yang mencintai aku hendaklah ia mencintai Usamah."

Maka ketika Rasulullah Saw menyampaikan pinangannya kepada saya, saya berkata, "Urusanku berada di tanganmu, karena itu nikahkanlah saya dengan siapa saja yang engkau kehendaki." Lalu Nabi bersabda, "Pindahlah ke rumah Ummu Syarik." Dan Ummu Syarik ini adalah seorang wanita yang kaya dari kalangan Anshar yang suka melakukan infaq di jalan Allah dan biasa dikunjungi tetamu. Lalu saya berkata, "Akan saya laksanakan." Kemudian beliau bersabda, "Jangan lakukan, sesungguhnya Ummu Syarik itu seorang wanita yang sering didatangi tetamu,dan aku tidak suka klu jilbabmu terlepas atau pakaianmu terbuka dan nampak betismu, lalu dilihat oleh kaum itu apa yang tidak engkau sukai.

Tetapi berpindahlah aku ke rumah anak saudaramu iaitu Abdullah bin Amr Ibnu Ummi Maktum" (seorang lelaki dari Bani Fihr, iaitu Fihr Quraisy,dari kalangan merekalah Abdullah dan Fatimah ini dilahirkan). Lalu saya berkata: Fatimah pindah ke sana. Ketika itu 'iddah ku telah habis, saya mendengar tukang seru Rasulullah Saw menyerukan Ash-Sholaatu Jaami 'ah (Shalatlah dengan berjama'ah). Lalu saya pergi ke masjid dan solat bersama Rasulullah Saw dan saya berada di shaf wanita yang ada di belakang shaf laki-laki.
..........................................................................................................................................................................

Ketika Rasulullah Saw selesai solat, beliau duduk di atas mimbar sambil tersenyum seraya berkata, "Hendaklah tiap-tiap orang tetap berada di tempat solatnya." Kemudian beliau melanjutkan, "Tahukah kamu, mengapa saya kumpulkan kamu?" Mereka menjawab, "Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengerti." Beliau bersabda, "Demi Allah, sesungguhnya aku tidak mengumpulkan kalian karena senang atau benci. Aku kumpulkan kalian karena Tamim Ad-Dari, seorang pengikut Nasrani, telah berbai'ah masuk Islam dan dia bercerita kepadaku tentang suatu masalah yang sesuai dengan apa yang pernah aku sampaikan kepada kalian mengenai Masih Ad-Dajjal.
..........................................................................................................................................................................

la bercerita bahawa ia pernah naik perahu bersama tiga puluh orang yang terdiri dr orang2 yang berpenyakit kulit. Lalu mereka dihempas ombak selama sebulan di laut, kemudian mereka mencari perlindungan di sebuah pulau di tengah lautan hingga sampai di daerah terbenamnya matahari. Lantas mereka menggunakan sampan kecil dan memasuki pulau tersebut. Di sana mereka berjumpa seekor binatang yang bulunya sangat lebat hingga tak kelihatan mana qubulnya dan mana duburnya, karena lebat bulunya. Mereka berkata kepada binatang itu, Siapakah kamu?" Binatang itu menjawab, "Aku adalah Al-Jassasah." Mereka bertanya, "Apakah Al-Jassasah itu?" Dia menjawab. "Wahai kaum, pergilah kepada orang yang berada di dalam biara ini, karena ia sangat merindukan berita kalian." Kata Tamim. "Ketika binatang itu menyebut seseorang, kami menjauhinya, karena kami takut binatang itu adalah syaitan.

Lalu kami berangkat cepat-cepat hingga kami memasuki biara tersebut, tiba-tiba di sana ada seorang laki-laki yang sangat besar tubuhnya dan tegap, kedua tangannya, antara kedua lututnya dan mata kakinya dirantai dengan besi. Kami bertanya, "Siapakah engkau ini?" Dia menjawab, "Kalian telah dapat menguak beritaku, karena itu beritahukanlah kepadaku siapakah sebenarnya kalian ini?" Mereka menjawab. Kami adalah orang-orang dari Arab. Kami naik perahu dan kami sesat di laut dipermainkan ombak selama satu bulan, kemudian kami mencari tempat berlindung ke pulaumu ini dengan menaiki sampan kecil yang ada di sini lantas kami masuk pulau ini, dan kami bertemu seekor binatang yang bulunya sangat lebat hingga tidak kelihatan mana qabulnya dan mana duburnya karena lebat bulunya.

Lalu kami bertanya,"siapakah kamu?" Dia menjawab, "Aku adalah Al-Jassasah." Kami bertanya, "Apakah Al-Jassasah itu?" Dia menjawab, "Pergilah kepada lelaki ini di dalam biara, karena dia sangat merindukan berita kalian." Lalu kami bergegas menemui dan meninggalkan dia, dan kami merasa tidak aman jangan- jangan dia itu syaitan." Dia (lelaki itu) berkata, "Tolong kabarkan kepada kami tentang desa Nakhl Baisan." Kami bertanya, "Tentang apanya?" Dia berkata, "Tentang kurmanya, apakah berbuah?" Kami menjawab, "Ya." Dia berkata, "Ketahuilah, sesungguhnya pohon-pohon kurmanya itu akan tidak berbuah lagi." Dan dia bertanya lagi, "Tolong beritahukan kepadaku tentang danau Ath-Thabariyah." Kami bertanya, "Tentang apanya?" Dia bertanya, "Apakah ada airnya?" Kami menjawab, "Airnya banyak sekali." Dia berkata, "Ketahuilah sesungguhnya airnya akan habis." Selanjutnya dia berkata lagi, "Kabarkan kepadaku tentang negeri 'Ain Zughor." Kami bertanya, "Tentang apanya?" Dia menjawab, "Apakah sumbernya masih mengeluarkan air yang dapat digunakan penduduknya untuk menyiram tanamannya?" Kami menjawab, "Airnya banyak sekali, dan penduduknya menggunakannya untuk menyiram tanaman mereka." Dia berkata lagi, "Tolong beritahukan kepadaku tentang Nabi orang ummi, apakah yang dilakukannya?" Kami menjawab, "Beliau telah berhijrah meninggalkan Makkah ke Yatsrib." Dia bertanya, " Apakah orang-orang Arab memeranginya?" Kami menjawab, "Ya." Dia bertanya lagi, "Apakah yang dilakukannya terhadap mereka?" Lalu kami beritahukan bahawa beliau menolong orang-orang Arab yang mengikuti beliau dan mereka mematuhi beliau." Dia bertanya, " Apakah benar demikian?" Kami menjawab, "Benar." Dia berkata, "Ketahuilah bahwasanya Iebih baik bagi mereka untuk mematuhinya. Dan perlu saya beritahukan kepada kalian bahwa saya adalah Al-Masih (Ad- Dajjal), dan saya akan diizinkan keluar. yang nantinya saya akan melata di muka bumi, maka tidak ada satu pun desa melainkan saya singgahi selama empat puluh malam kecuali Makkah dan Thaibah (Madinah), karena kedua kota ini diharamkan atas saya. Setiap saya hendak memasuki salah satunya, saya dihadang oleh seorang malaikat yang menghunus pedang, dan pada tiap-tiap lorongnya ada malaikat yang menjaganya."
..........................................................................................................................................................................

Fatimah berkata, "Rasulullah Saw, bersabda sembil mencocokkan (menusukkan) tongkat kecilnya di mimbar, " inilah Thaibah. inilah Thaibah, inilah Thaibah," yakni Madinah. "Ingatlah. Bukankah aku telah memberi tahu kepadamu mengenai hal itu?" Orang-orang menjawab "ya" selanjutnya beliau bersabda, ,"Saya hairan terhadap cerita Tamim yang sesuai dengan apa yang telah saya ceritakan kepada kalian, juga tentang kota Madinah dan Makkah. Ketahuilah bahawa dia berada di laut Syam atau laut Yaman. Oh tidak, tetapi dia akan datang dari arah timur... dari arah timur... dari arah timur..." dan beliau berisyarat dengan tangan beliau menunjuk ke arah timur. Fatimah berkata. "Maka saya hafal ini dari Rasulullah Saw." 
..........................................................................................................................................................................

(2) Ibnu Hajar berkata, "Sebahagian ulama beranggapan bahawa hadis Fatimah binti Qais ini sebagai hadis gharib yang hanya diriwayatkan oleh perseorangan, padahal sebenarnya tidak demikian. Hadis ini di samping diriwayatkan dari Fatimah binti Qais juga diriwayatkan dari Abu Hurairah, Aisyah. Dan Jabir radhiyallahu 'anhum." 

Nota kaki

(1) Shahih Muslim 18: 78- 83

(2) Fathul-Bari 13: 328

Tiada ulasan: